Tae Kwon Do

SEJARAH :

Taekwondo baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea.

Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang.

  1. Pada Masa Kuno
    • Asal Mula Taekwondo
      Manusia mempelajari teknik – teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh – musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, di mana pada masa lampau dikenal sebagai ‘Subak” , “Taekkyon”, ” Takkyon” , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti ” Hwarangdo” di Silla dan “Chouisonin ” di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut ” Muye Dobo Tongji ” menyebutkan : ” ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat “.
    • Koguryo’s ‘sonbae’ dan Taekkyon
      Koguryo yang berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara, membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut ‘Sonbae’, yang artinya laki – laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung / perang . Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah , tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakan nya dengan acara – acara kontes tarian pedang, memanah, subak ( Taekkyon ) dan sebagainya. Kontes Subak (Taekyon) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Takkyon ( Taekwondo ), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.
    • Shilla’s ‘Hwarang” dan Taekkyon
      Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. ” Hwarangdo” adalah tipe beladiri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem beladiri ” Sonbae ” dari Koguryo. Anggota – anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur dlm perang. Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang – orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang , sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan , dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak ( bentuk dari Taekwondo kuno ), bermain pedang, berkuda dan bermain ” Sirum” / gulat gaya Korea. Diwaktu damai, hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan & benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil – kuil, digambarkan dengan adegan laki – laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang . Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla ” Subak” dan “Taekkyon” tampak / muncul bersamaan , dan keduanya menandakan bahwa teknik – teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.
    • Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
      Seni bela diri Taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata tertulis juga di Shilla, dibuktikan dengan : i. “Hwarang ” ( Sonrang ) di Shilla mempunyai arti kata yang sama dengan “Sonbae” di Koguryo jika ditinjau dari sudut etymology. ii. Keduanya memiliki sistem organisasi dan hirarki yang sama. iii. Menurut catatan sejarah, Sonbae di Koguryo digunakan dalam kompetisi Taekkyon saat perayaan nasional, hwarang di Shilla juga memainkan Taekkyon ( Subak,dokkyoni, atau taekkoni ) dalam perayaan seperti “palkwanhoe” dan “hankawi”, hal ini menunjukkan perkembangan secara sistematis teknik beladiri kuno ke Taekkyon / Sonbae yang menjadi dasar seni beladiri di Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi. Mulai abad ke 4 sesudah masehi seni beladiri ini makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah / perguruan seni beladiri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan kaki.
  2. Masa Pertengahan
    Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja – raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut “Subakhui”, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.
  3. Masa Modern
    Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo – Tonji, yang memuat gambar – gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar (Basic Movement) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern (Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.
  4. Masa Sekarang
    Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.

 

FILOSOFI & TINGKATAN SABUK :

  • Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan.
  • Kuning melambangkan bumi, disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat. Sebelum naik ke sabuk hijau ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
  •  Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan. Sebelum naik ke sabuk biru naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
  • Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari. Sebelum naik sabuk merah naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
  • Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita. Sebelum naik sabuk hitam, naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu.
  • Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10.

Biografi K.H. Ahmad Dahlan

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991).

Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadla bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim (Yunus Salam, 1968: 6).

Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.

Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah (Kutojo dan Safwan, 1991).

Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Ajengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9).

Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.

Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam’iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi.

Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari dan Imogiri dan lain-lain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di Garut dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah.

Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama’ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Perkumpulan-perkumpulan dan Jama’ah-jama’ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yang diantaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta’awanu alal birri, Ta’ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi (Kutojo dan Safwan, 1991: 33).

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum).

Biografi Ahmad Hassan

Ahmad Hassan nama sebenarnya Hassan bin Ahmad, tetapi berdasarkan kelaziman penulisan nama orang di Singapura, yang menuliskan nama orang tua (ayah) di depan, maka Hassan bin Ahmad dikenal dengan panggilan Ahmad Hassan, untuk selanjutnya disebut A. Hassan, lahir di Singapura pada tahun 1887, berasal dari keluarga campuran Indonesia dan India.

Ayahnya bernama Ahmad, juga bernama Sinna Vappu Maricar, seorang penulis yang ahli dalam agama Islam dan kesusastraan Tamil. Ahmad pernah menjadi redaktur majalah Nur al-Islam (sebuah majalah dan sastra Tamil), disamping sebagai penulis beberapa kitab dalam bahasa Tamil dan beberapa terjemahan dari bahasa Arab. Ahmad sering juga berdebat dalam bahasa dan agama serta mengadakan ruang tanya jawab dalam surat kabarnya.

Ibunya bernama  Muznah yang berasal dari Palekat Madras, tetapi lahir di Surabaya. Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya ketika Ahmad berdagang ke kota Surabaya, dan kemudian mereka menetap di Singapura (Deliar Noer, 1985:97-98).

Masa kecil A. Hassan dilewatinya di Singapura. Pendidikan yang dialaminya dimulai dari sekolah dasar di Singapura, akan tetapi tidak pernah diselesaikannya. Kemudian ia masuk sekolah Melayu dan menyelesaikan hingga kelas empat serta memasuki sebuah sekolah dasar pemerintah Inggris di Singapura sampai tingkat yang sama disamping belajar bahasa Tamil dari Ayahnya. Di sekolah Melayu itulah ia belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil dan bahasa Inggris. Sekitar usia tujuh tahun ia pun, sebagaimana anak-anak pada umumnya, belajar Al-qur’an dan memperdalam agama Islam.

A. Hassan mulai bekerja mencari nafkah pada usia 12 tahun sambil berusaha belajar privat dan berusaha untuk menguasai bahasa Arab dengan maksud agar dapat memperdalam pengetahuannya tentang Islam. A. Hassan bekerja pada sebuah toko kepunyaan iparnya, Sulaiman, sambil belajar mengaji pada Haji Ahmad di Bukittiung dan pada Muhammad Thaib seorang guru yang terkenal Minto Road. Pelajaran yang diterima A. Hassan pada saat itu sama saja dengan apa yang diterima oleh anak-anak lain, seperti tatacara shalat, wudhu, shaum dan lain-lain (Syafiq A. Mugni, 1980:12).

A. Hassan lebih banyak mempelajari ilmu nahwu dan shorof pada Muhammad Thalib. Sebagai orang yang keras kemauaannya dalam belajar nahwu dan shorof, ia pun tidak keberatan jika harus datang dinihari sebelum shalat subuh.  Setelah kira-kira empat bulan belajar nahwu dan shorof, ia merasakan bahwa pelajarannya tidak mendapat kemajuan, karena apa yang diperintahkan oleh gurunya hanyalah untuk dihafal dikerjakan tanpa dapat dimengerti, sehingga akhirnya semangat belajarnya mulai menurun. Dalam keadaan demikian, pada saat gurunya pergi menunaikan ibadah haji, ia beralih mempelejari  bahasa Arab pada Said Abdullah Al-Musawi selama tiga tahun.

Disamping itu, ia pun belajar pada Abdul Latif seorang ulama yang terkenal  di Malaka dan Singapura, serta belajar pula pada Syekh Hassan seorang ulama yang berasal dari Malabar dan Syekh Ibrahim seorang ulama yang berasal dari India. Dalam mempelajari dan memperdalam agama Islam dari beberapa oarang guru tersebut semuanya ditempuh sampai kira-kira tahun 1910, menjelang ia berusia 23 tahun.

Disamping belajar memperdalam agama Islam, dari tahun 1910 hingga tahun 1921, A. Hassan melakukan berbagai macam pekerjaan di Singapura. Sejak tahun 1910 ia telah menjadi seorang guru tidak tetap di madrasah orang-orang India di Arab street dan Baghdad street serta Geylang Singapura hingga tahun 1913. Kemudian menjadi guru tetap menggantikan Fadlullah Suhaimi pada Madrasah Assegaf di jalan Sultan.

sekitar tahun 1912-1913, A. Hassan menjadi anggota redaksi koran Utusan Melayu yang diterbitkan oleh Singapore Press dibawah pinpinan Inche Hamid dan Sa’dullah khan. Ia banyak menulis artikel tentang agama  Islam yang bersifat nasihat, anjuran berbuat baik dan mencegah kejahatan yang sering diketengahkannya dalam bentuk syair.

Tulisan-tulisan A. Hassan banyak pula menyoroti masalah aqidah dan ibadah, dan kadang-kadang tulisannya bersifat mengkritik hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama, misalnya tulisan yang mengecam qadli (hakim) yang memeriksa suatu perkara dengan cara mengumpulkan tempat duduk pria dan wanita dalam satu ruangan.

Disamping itu, pidato-pidatonya pun kadang-kadang bersifat kritis, sepeti halnya dalam sebuah pidato ia mengecam kemunduran umat Islam, sehingga oleh pihak pemerintah ia dianggap berpolitik dalam pidatonya itu, akibatnya ia tidak diperkenankan lagi berpidato di muka umum.

Setelah berhenti beberapa saat, sejak tahun 1915-1916, ia kembali aktif membentuk surat kabar utusan Melayu dengan bentuk dan sifat tulisan yang sama. Dalam karirnya sebagai pengarang di Singapura, ia pernah membuat cerita humor yang berjudul “tertawa” sebanyak empat jilid.

Selain itu, iapun tidak segan-segan bekerja menjadi buruh toko, berdagang tekstil, permata, minyak wangi, menjadi agen distribusi es, agen vulkanisir ban mobil, pernah juga menjadi juru tulis di kantor jemaah Haji di Jeddah pilgrrims office Singapura serta menjadi guru bahasa Melayu dan bahasa Inggris di Pontian kecil, Sanglang, Benut dan Johor (Syafiq A. Mughni, 1980:14; Endang Syaifuddin Anshary, 1985:18).

Pada tahun 1921, A. Hassan hijrah dari Singapura ke Surabaya dengan maksud untuk mengambil alih pimpinan toko tekstil yang menjadi milik pamannya, Haji Abdul Latif. Pada masa itu Surabaya menjadi tempat pertikaian antara “kaum muda” dengan “kaum tua”. Kaum muda dipelopori oleh Faqih Hasyim, seorang pendatang yang menaruh perhatian dalam masalah-masalah keagamaan. Ia memimpin kaum muda dalam upaya melakukan gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Surabaya denga cara tukar pikiran, tablig dan diskusi-diskusi keagamaan. Kaum muda di Surabaya ini mendapat pengaruh pembaharuan Islam dari karangan-karangan Abdullah Ahmad, Abdull Karim Amarullah dan Zainudin Labay dari Sumatera serta Ahmad Soorkati dari Jawa.

Haji Abdul Latif, paman A. Hassan yang juga gurunya pada masa A. Hassan masih kecil, mengingatkan A. Hassan agar tidak melakukan hubungan dengan Faqih Hasyim yang dikatakannya telah membawa masalah-masalah pertikaian agama di Surabaya, dan dianggap pula oleh pamannya sebagai seorang Wahhabi (syafiq A. Mugni, 1980:16;Deliar Noer,1985:98).

Tetepi lain halnya denga A. Hassan dalam suatu kunjungannya dengan kiayi haji Abdul Wahab, yang kemudian menjadi seorang tokoh Nahdlatul Ulama, A. Hassan lebih banyak mendengar tentang pertikaian antara kaum muda dengan kaum tua.

Dalam percakapannya denga kyai Wahab ini, Kyai Wahab mengambil salah satu contoh pertentangan dalam masalah ushali yang dipaktikan oleh kaum tua  sebelum melakukan ibadaht shalat dengan bersuara, tetapi kaum muda menolak praktik ushali ini karena tidak ada dasarnya dari Al-Qur’an maupun Hadits Nabi. Kaum muda berpendapat bahwa agama, agar dapat dikatakan agama, hendaklah didasarkan atas dasar Al-Qur’an dan Hadits shahih. Oleh karena ushali merupakan suatu hal baru yang diintrodusir oleh ulama yang datang kemudian dan tidak terdapat dalam kedua sumber hukum tersebut, maka kaum muda menolaknya dan dianggap tidak tepat dibacakan pada saat sebelum shalat.

Masalah yang ditemukan A. Hassan dalam pembicaraannya dengan Kyai Wahab, menyebabkan ia berfikir lebih jauh tentang masalah tersebut, dan lambat laun ia sampai pada kesimpulan yang benar yang didasarkan pada penelitiannya terhadap Al-Qur’an dan Hadits Shahih bahwa kaum mudalah yang benar, ia tidak menemukan suatu dalil pun yang mendukung terhadap praktik ushali kaum tua tersebut.

Melihat persoalan yang muncul ke permukaan, terutama masalah gerakan pembaharuan Islam yang sedang ramai dan pertentangan dengan kaum tua dengan kaum muda yang terus berlanjut di surabaya, A. Hassan lebih banyak lagi mencurahkan perhatiannya untuk memperdalam agama Islam. Maksud sebenarnya datang ke Surabaya untuk berdagang tidak dapat dipertahankan, bahkan kemudian ia lebih banyak bergaul dengan Faqih Hasyim dan kaum  muda lainya.

Dalam kesempatan yang lain ia pun banyak bergaul dengan tokoh-tokoh Syarekat Islam seperti H.O.S Tjokroaminoto, A.M.Sangadji, Bakri Suroatmodjo, Wondoamiseno dan lain-lain (Tamar Djaya, 1980:20).

Usaha dagangnya pada akhirnya mengalami kemunduran dan toko yang diurusnya diserahkan kembali kepada pamannya. Ia mulai usaha lain dengan membuka perusahaan tambal ban, tetapi tidak lama kemudian tutup kembali. Melihat usaha A.Hassan tidak mengalami kemajuan yang berarti, dua orang sahabatnya Bibi Wantee dan Muallimin, mengirim A. Hassan untuk mempelajari pertenunan di Kediri karena saat itu di Surabaya banyak para pedagang yang akan membuka perusahaan tenun.

Selesai belajar pertenunan di Kediri A. Hassan kemudian melanjutkan pelajarannya ke sekolah pertenunan pemerintah di kota Bandung. Di Bandung inilah A. Hassan tinggal pada keluarga Muhammad Yunus, salah seorang pendiri organisasi Persatuan Islam (Persis). Dengan demikian A. Hassan telah mendekatkan dirinya pada pusat kegiatan penelaahan dan pengkajian Islam dalam organisasi Persis sebagaimana pula ia sangat tertarik dalam masalah-masalah keagamaan, dan tidak ingin ditinggalkannya.

Pada akhirnya ia pun tudak lagi berminat mendirikan perusahaan tenunnya di Surabaya, tetapi di Bandung yang rupanya disetujui oleh kawan-kawannya di Surabaya. Akan tetapi perusahaan tenun yang didirikannya gagal sehingga terpaksa ditutup. Sejak itulah minatnya untuk berusaha tidak ada lagi, malahan kemudian ia mengabdikan dirinya dalam penelaahan dan pengkajian Islam dan berkiprah dalam jam’iah Persis.

Fatwa Ulama Persatuan Islam

Siapakah Ahlussunah Wal Jamaah :

Bahwa Ahlussunah Wal Jamaah itu ialah “orang atau kelompok orang yang berpegang teguh kepada Al Quran Dan As Sunnah serta menjauhkan diri dari syirik dan bid’ah”.

POSISI TASAWUF DALAM AJARAN ISLAM

  1. Tashawwuf dan sufi tidak jelas asal-usulnya, apakah dari ajaran Islam atau bukan.
  2. Ajaran-ajaran tashawwuf seperti: Syariat, thariqat, haqiqat, ma’rifat, kasyaf, tajali, fana, hulul, ittihad dan wihdatul wujud bukan dari ajaran Islam.

HUKUM MAGIC,  KEDUGALAN & RUQYAH

  1. Magic dan kedugalan / kekebalan adalah syirik
  2. Kekuatan tenaga dalam (daht) sebagai hasil pelatihan yang ma’qul (masuk akal) adalah boleh.
  3. Wirid-wirid dan memantrakan ayat-ayat al Qur’an dan hadits dalam magic dan kekebalan adalah bid’ah.
  4. Ruqyah dan penyembuhan kerasukan jin, Dewan Hisbah memutuskan bahwa:Ruqyah dalam arti doa dan melindungkan diri dengan kalimat yang manshush (diucapkan oleh Nabi Muhammad saw.) atau susunan sendiri disyariatkan (dicontohkan oleh Rasulullah saw.).Ruqyah dalam arti jimat dan jampi-jampi sekalipun menggunakan ayat Alquran adalah syirik (berdosa besar); Tidak ada kesurupan jin; Keyakinan dan pengobatan kesurupan jin adalah dusta dan syirik.
  5. Memindahkan penyakit kepada binatang atau makhluk lain adalah mustahil dan memercayainya adalah syirik.

Hipnotis dan Tayangan Ghaib :

  1. Hipnotis pada asalnya mubah.
  2. Menyalahgunakan hipnotis hukumnya haram.
  3. Hipnotis bukan sihir dan sebaliknya.
  4. Sihir hukumnya haram.
  5. Tayangan-tayangan ghaib adalah khurafat dan mempercayainya adalah syirik.

Others

  1. Aborsi korban perkosaan hukumnya haram walaupun usia kehamilan itu belum 40 hari. Artinya, aborsi atau pengakhiran kehamilan bukan atas dasar indikasi medis hukumnya haram sejak terjadinya konsepsi (pembuahan). Aborsi yang dibolehkan adalah aborsi dasar indikasi medis.
  2. Berdiri menghormati pemimpin dibolehkan, selama berdirinya itu atas dasar ikrimah (penghormatan) dan bukan kultus individu atau mengakibatkan kesombongan.
  3. Berkaitan dengan persoalan salat gaib bagi korban bencana, Dewan Hisbah membagi salat jenazah pada tiga, yaitu salat jenazah dilakukan sebelum jenazahnya dikuburkan, salat jenazah sesudah jenasahnya dikuburkan (salat di atas kuburannya), dan salat jenazah bagi yang meninggal di wilayah yang diyakini tidak ada yang menyalatinya termasuk korban bencana alam (salat gaib).
  4. Plasenta untuk bahan kosmetika, Dewan Hisbah memutuskan bahwa (1) Kosmetika dan obat-obatan yang terbuat dari plasenta manusia hukumnya haram; (2) Kosmetika dan obat-obatan yang terbuat dari plasenta binatang yang haram hukumnya haram; dan (3) Kosmetika dan obat-obatan yang terbuat dari plasenta binatang yang halal hukumnya halal.
  5. Salat Idulfitri atau Iduladha di atas tanah lapang adalah lebih utama (afdhaliyah).
  6. Salat dengan dua bahasa atau bacaan salat ditambah dengan terjemahannya adalah tidak sah

LBD Sinar Putih

DIDIRIKAN DI YOGYAKARTA PADA TANGGAL : 2 MEI 1980
SUSUNAN PENGURUS

Pembina                                        : Drs. H. Mudhoffar Assidieq
Ketua Yayasan                           : Drs Suharto
Ketua Umum                               : H. Achmadi SH
Ketua Ilmu Pernafasan           : Syami’ar Jumasa
Ketua Ilmu Silat                         : Drs. Wiranto

LAMBANG :

Foto Saya

ARTI LAMBANG SINAR PUTIH

Tanggal berdirinya dilambangkan oleh : Jumlah sinar 5 buah setiap kelompoknya, menandakan 2 dan5 artinya : tanggal 2 bulan 5
Jumlah kelompok sinar : 8 buah menandakan tahun 8, lingkaran paling luar menandakan angka 0 jadi bila digabungkan menjadi angka 8 dan 0, menandakan tahun 80 (tanggal 2 bulan 5 tahun 1980)

Gambar Orang : Menandakan setiap anggota sinar putih selalu siap menghadapi segala rintangan .

Baju Merah (Warna Merah): Artinya berani menghadapi segala rintangan berdasarkan kebenaran

Warna Celana Hitam (Warna Hitam) : Artinya keteguhan hati

Biru (Background) : Artinya kesejukan jiwa aggota sinar putih

Sinar Putih : Artinya setiap anggota LBD Sinar Putih harus mampu menyinari kebaikan untuk dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya

10 MACAM DASAR POKOK :
1. Serahkan diri kita pada Allah, resapkan
a Aku adalah milikNya, semua yang ada ini adalah miliknya ,  kehendakNya semua ini terjadi
b. Rasakanlah Allah ada di mana-mana, lihatlah kekuasaanNya
2. Jangan mengembangkan kebiasaan buruk
3. Ingatlah kematian datang setiap waktu
4. Janganlah menyinggung perasaan orang lain
5. Jauhkan diri kita dari pergaulan dengan orang-orang busuk, tetapi bergaulah dengan orang orang baik
6. Berikan kepada orang lain sebagian dari penghasilan kita
7. Makanlah yang halal. Cegah yang haram
8. a. Berkatalah yang benar
b. Kembangkan kesabaran
9. Jangan berangan angan
10. Kalau kita bekerja sesuaikan, camkanlah,aku mengerjakan ini hanya untuk Allah
Tingkatan :
1. Dasar Kasaran
2. Tkh. Kasaran 1
3. Tkh. Kasaran 2
4. Tkh. Kasaran 3
5. Dasar Halusan
6. Tkh.Halusan 1
7. Tkh.Halusan 2
8. Tkh.Halusan 3
9. Pers.Pantek
10. Pantek
11. Mahdi
12. Pers.Sbr
13. Sbl
14. Sbr
15.P.Payung

Tenaga Dalam

Berbicara mengenai tenaga dalam, banyak pikiran terlintas di benak orang2.  Ada yang mengatakan tenaga dalam itu identik dengan kekuatan yang hebat, memecahkan/mematahkan benda2 keras, memukul orang dari jarak jauh, meramal masa depan, melihat masa lalu, meraga sukma dsb.  Ada juga yang mengatakan Tenaga Dalam itu sesuatu kekuatan luar biasa dengan bantuan jin, ada juga yang mengatakan hoax atau khayalan dan ada juga yang mengatakan hanya sebatas kekuatan fisik yang dilatih sekian lama.

Pernahkan anda melihat/menyaksikan atraksi2 pemecahan/pematahan benda2 keras, atraksi kekebalan, atraksi pukulan jarak jauh ?

Jawaban di bawah ini sekaligus menjawab apakah Tenaga Dalam itu kekuatan yg luar biasa atau kekuatan maksimal manusia yang sesuai dengan kodratnya.   Atau bisa jadi intervensi dari jin.

Pemecahan Benda Keras/Tahan Pukul/Kekebalan :

Bila dihubungkan dengan kekuatan luar biasa, maka coba perhatikan beberapa perguruan yang sering mendemokan pemecahan benda keras, tahan pukul & kekebalan :

Benda2 yang dipatahkan/dipecahkan :  Kikir, bata, bata press, hong, genting, pipa dragon, beton cor, tegel, bantalan rel KA, per mobil.  Belum pernah ada batu kali yg besar seperti yg ada di sungai2…

Hasil uji coba : benda2 patah menjadi dua atau beberapa bagian, tidak sampai hancur berkeping2 seperti pasir.

Alat pukul : Pisau tangan, kepalan tangan dan bagian2 badan yang ada diselubungi otot yang agak tebal.    Tidak ada yg mencoba dengan hidung, telinga atau kelingking.

Dalam uji coba tahan pukul dan kekebalan pun yang dijadikan sasaran biasanya tangan, perut, dada, kaki dan bukan organ2 tubuh seperti mata, telinga, kemaluan atau coba kekuatan kelingking untuk dipatahkan.   Kekebalan dan tahan pukul/benturan sebenarnya hanyalah proses pemadatan molekul kulit, tulang dan pengejangan bagian otot2 tertentu yang dilatih selama bertahun2.

Pukulan Jarak Jauh :

Mengenai pukulan jarak jauh, kebanyakan yg terbersit di benak sebagian orang adalah ilmu mementalkan lawan dari jarak jauh.  Padahal kalau diteliti lebih lanjut, ilmu pukulan jarak jauh banyak ragamnya dan efeknya tidak hanya mementalkan lawan.

Menatap lawan, berbicara kepada lawan adalah salah satu teknik pukulan jarak jauh…  inilah yg disebut hipnotis.     Pukulan jarak jauh di luar tatapan mata dan bicara adalah proses transfer energi berupa gelombang bioelektromagnetik yg efeknya bisa berupa tarikan/tolakan medan magnet yg membuat orang terpental, tertarik atau berputar2.  Atau efeknya bisa berupa radiasi seperti induksi/konveksi arus listrik  membuat medan listrik di tubuh lawan menjadi kacau dan bisa menyebakan korsleting atau pendarahan dalam di tubuh lawan.  Di antara efek radiasinya : lawan muntah2, kejang2, meriang, kedinginan, muntah darah dan sebagainya.  Jadi tidak selalu terpental, tertarik atau berputar2.

Intervensi Jin :

Sekarang kita bahas intervensi jin.  Kemampuan2 manusia seperti yang tertulis di atas adalah kemampuan maksimal manusia yang sesuai kodratnya yang hanya bisa dimiliki dengan latihan yang benar, tekun dan cukup lama.    Jin tidak memiliki jasad seperti kita manusia, tetapi berbentuk hawa.   Dalam wujudnya yg asli, jin tidak bisa berinteraksi secara fisik dengan manusia.     Jin hanya mampu menciptakan ilusi berupa tipuan2 penglihatan dan pendengaran yang disusupkan ke dalam otak manusia.    Dengan kemampuannya menembus material padat karena berbentuk hawa dan tidak terlihat, jin mempengaruhi otak manusia dan mengacaukan perintah otak.  Membisiki qolbu manusia ke dalam syahwat dan rasa marah.   Jadi jin pun dalam melakukan tipuan2nya tetap memanfaatkan kekuatan manusia itu sendiri.    Dengan keahliannya mempengaruhi otak manusia, kemampuan Bruce Lee, Jet Lee yang bisa diperoleh dengan latihan bertahun2.. bisa diperoleh hanya dengan hitungan detik.

Belum pernah ada orang yang berlatih TD/TM dengan bantuan jin atau orang yang kesurupan bisa terbang seperti Superman, bahkan terbang sambil mengangkat pesawat hercules, atau bisa hidup di dalam air berhari2.   Belum pernah ada praktisi TD/TM  atau orang yg kesurupan bisa menghancurkan batu kali yg besar2 yang ada di sungai2 hingga hancur berkeping2 seperti pasir.  Belum pernah ada demo kekebalan yang menjadikan matanya sebagai sasaran senjata tajam atau mencoba lubang telinga dan lubang hidungnya dicolok dengan solder yg panas.  Belum pernah orang yg punya ilmu kebal, tahan terhadap gigitan nyamuk, sengatan lebah  atau patukan ular.    Jadi semua kekuatan2 yang pernah dilihat sebenarnya adalah murni kekuatan manusia yang bisa dilatih.

Untuk itulah untuk menghindari hal2 yang tidak sesuai syariat agama dan tidak memvonis orang syirik dan bid’ah, sebelum kita tahu benar tentang apa yang dimaksud dengan Tenaga Dalam, maka janganlah terlalu gegabah untuk menyimpulkan bahwa Tenaga Dalam itu adalah kekuatan luar biasa, berhubungan dengan jin atau ilmiah.  Namun telitilah dengan seksama, baik dari sisi syariat agama maupun dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Uji Coba Sederhana Hubungan Pernafasan, kuda2 dan jurus  dengan Kekuatan :

Ambil sebuah batu kecil, pegang dengan tangan kanan.    Ambil posisi berdiri, anda bernafas normal kemudian lemparkan batu tersebut.  Ukur berapa jauh batu yg anda lempar.   Ambil kembali batu tersebut, dengan posisi berdiri tarik nafas, tahan sebentar lemparkan batu sambil mengeluarkan nafas dengan cepat.  Ukur berapa jauh batu yg anda lempar.  Ambil kembali batu tersebut, kaki kiri di depan membentuk posisi kuda2… tarik nafas, tahan sebentar kemudian lemparkan batu tersebut sambil mengeluarkan nafas dengan cepat dan kaki kanan melangkah ke depan dengan digeser.  Kemudian ukur jarak batu tersebut.  Manakah yg lebih jauh ?…